Mimpi seorang Ibu Bangsa
Yayasan Soerjo Modjopahit didirikan atas prakarsa Ibu Sulistina Sutomo binti Siswo Sudarmo, istri dari pahlawan nasional Bung Tomo sebagai tokoh perjuangan 10 November 1945 di Surabaya.
Ibu Sulistina Sutomo atau yang dikenal sebagai Ibu Tomo sangat kagum atas kebesaran masa lalu dari kerajaan Majapahit yang dalam sejarahnya mampu menguasai Nusantara dan Asia Tenggara yang jauh lebih luas dari area kekuasan negara Republik Indonesia modern.
Sejarah dan spirit Majapahit tersebut menginspirasi Ibu Tomo untuk turut membantu menciptakan perdamaian dunia melalui ide beliau yaitu membuat suatu kawasan wisata berbasis pada sejarah dan budaya Nusantara dan dunia yang bernama Taman Perdamaian Dunia Soerjo Modjopahit, juga mengakomodasi peradaban & budaya internasional seperti yang dilakukan kerajaan Majapahit kepada kerajaan-kerajaan sahabatnya di masa lalu.
Semua kejayaan itu dapat dicapai atas kegigihan, kerja keras, ilmu pengetahuan dan tingginya peradaban yang dimiliki Kerajaan Majapahit yang beribukota di Trowulan dan saat ini masuk dalam administrasi kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.
Kerajaan Majapahit sangat dihormati dan mempunyai hubungan luas dengan peradaban-peradaban lain yang ada pada eranya. Kekuatan militer, kekuatan diplomasi dan penguasaan jalur perdagangan membuat Kerajaan Majapahit sangat diperhitungkan. Hal ini dapat terlihat dari luasnya kawasan ibukota Majapahit yaitu 9x11 kilometer persegi yang dihuni oleh masyarakat multi-etnis, multi-ras, multi-agama.
Majapahit telah membuktikan mampu mengelola perbedaan dengan bijak dan menjadi kekuatan yang membesarkan Kerajaan Majapahit. merangkum perbedaan menjadi pengaruh besar dalam mencapai kemakmuran bersama. Hal ini kita warisi dalam semboyan negara Bhinneka Tunggal Ika, bendera kerajaan Majapahit yang menjadi Sang Saka Merah Putih Indonesia dan banyak elemen kenegaraan lainnya.
Karenanya Majapahit dikenal sebagai roh kebangsaan dan pondasi kesejarahan bagi Republik Indonesia modern. Juga, adab serta ilmu pengetahuan luas yang dimiliki Majapahit mengokohkannya sebagai penentu atau trendsetter lingkungan kawasan Asia Tenggara.
Konsep Dasar Perancangan
Taman Perdamaian Dunia Soerjo Modjopahit
Konsep dasar pengembangan tapak kawasan taman perdamaian adalah dengan penerapan lambang kerajaan Majapahit: “Surya Majapahit” atau “Soerjo Modjopahit”.
Lambang ini mengambil bentuk matahari bersudut delapan dengan bagian lingkaran di tengah menampilkan dewa-dewa Hindu. Lambang ini membentuk diagram kosmologi yang disinari jurai matahari khas "Soerjo Modjopahit", atau lingkaran matahari dengan bentuk jurai sinar yang khas.
Anjungan Budaya Nusantara dan Negara-Negara Sahabat
Taman Perdamaian Dunia Soerjo Modjopahit akan melibatkan kehadiran budaya Nusantara dan negara-negara sahabat, terutama yang memiliki keterkaitan historis dengan Kerajaan Majapahit.
Kehadiran area eksebisi dari berbagai negara diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat tentang kekayaan budaya negeri ini yang dapat mendorong toleransi antar suku bangsa di Indonesia.